Saturday 12 January 2019

OBSERVASI : DESA TAHUNAN Oleh AHMAD HASANUDDIN Mahasiswa UNISNU JEPARA prodi Hukum Keluarga Islam Tahun 2018


Desa Tahunan


Desa Tahunan terletak di 110°45’1,76”-110°38’41,76” Bujur Timur, 6°36’32,33”- 6°38’38,96” Lintang Selatan. Sebelah Utara Kecamatan Tahunan berbatasan dengan Kecamatan Jepara dan Kecamatan Mlonggo, sedangkan di sebalah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pecangaan dan Kecamatan Kedung, pada sebelah barat berbatasan dengan Laut Jawa, dan di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Batealit
Kecamatan Tahunan terdiri dari 15 desa, yaitu:
1.                 Demangan
2.                 Kecapi
3.                 Krapyak
4.                 Langon
5.                 Mangunan
6.                 Mantingan
7.                 Ngabul
8.                 Petekeyan
9.                 Platar
10.            Semat
11.            Senenan
12.            Sukodono
13.            Tahunan
14.            Tegalsambi
15.            Telukawur


Mengenai asal usul dan nama Desa Tahunan,masih banyak simpang siur karena tidak ada data yang valid mengenai siapa yang pertama kali babat desa (membuka desa) Tahunan ini, akan tetapi dari cerita warga secara turun temurun, ada dua Tokoh yang sangat berjasa dalam pendirian desa Tahunan Yaitu Mbah Tregest dan Mbah Kojut
1.        Mbah Tregest
Dari cerita para warga, tokoh ini sangat berjasa bagi warga desa Tahunan, akan tetapi sampai saat ini, belum ada kepastian dan data yang valid mengenai siapa sebernanya Mbah Tregest ini. Tidak adanya makam beliau membuat warga desa hanya meyakini bahwa dari cerita turun temurun nenek moyang mereka bahwa beliau lah yang pertama kali membuka desa Tahunan. Ada sebuah napak tilas yang menurut cerita

warga berada di Tendok, disungai sebagai tempat yang diyakini warga sebagai tempat persinggahan beliau. Tidak diketahui secara pasti apakah beliau ini ada seorang Kyai, Bangsawan, pejuang atau yang lain, warga hanya meyakininya secara turun temurun.

2.        Mbah Kojut



Letak makamnya tepat berada di belakang SMP Negeri 1 Tahunan jepara, menurut juru kuncinya Alm. Eyang sukarno, mbah kojut pada dulunya adalah seorang pejuang,prajurit yang sangat gigih untuk membela kebenaran dan kebaikan, sayangnya, sepeninggal Eyang Sukarno, tidak ada lagi yang merawat Makam mbah Kojut ini, masih banyak warga yang beranggapan bahwa dengan letak makamnya yang berada di pinngir sawah ini masih dianggap angker, agak miris ketika ada seorang tokoh yang berjasa mendirikan desa akan tetapi seolah-olah tak ada  perawatan dari pihak desa untuk merawat, atau memperbaiki makam beliau yang bangunannya sudah semakin lapuk termakan usia.



Melihat anggaran yang ada, dalam penerapannya masih banyak difokuskan untuk pembangunan infrastruktur, jalan menjadi bagian yang paling banyak menghabiskan anggaran. Sebaliknya, anggaran untuk pemberdayaan masyarakat masih sangat minim, hal ini memang sesuai dengan pemerintah pusat bahwa fokus pembangunan adalah infrastruktur dalam bentuk fisik.setaelah fisik infrastruktur jadi, barulah untuk kedepannya pembanunan SDM bisa dilaksanakan agar diharapkan pembangunan bisa lebih merata dan juga untuk kemandirian desa.

No comments:

PENTINGNYA BAHASA ARAB

Bahasa Arab – sebagai bahasa sehari-hari yang orang islam gunakan ini sangat di butuhkan dan harus di pelajari derngan sungguh – sunggu...