PENTINGNYA BAHASA ARAB

Bahasa Arab – sebagai bahasa sehari-hari yang orang islam gunakan ini sangat di butuhkan dan harus di pelajari derngan sungguh – sungguh. Bahasa Arab juga disebut sebagai bahasa akhirat yang berarti akan digunakan seluruh mahluq ciptaan Allah di Akhirat nanti dalam bahasa sehari – hari.

Sebagai Bahasa yang dimana di seluruh dunia tidak jarang banyak orang yang menggunakannya, seperti halnya ketika : Adzan, Sholat dan Berdo’a bagi umat islam di selurh dunia, Bahasa Arab disajikan dalam Huruf Hijaiyyah bukan menggunakan huruf abjad/ alfabet yang digunakan oleh bahasa internasional di seluruh dunia. Sehingga bagi kita umat islam didunia sudah sepantasnya mempelajari dengan baik bahasa arab.

Mempelajari Bahasa Arab dimulai dari bawah yaitu mulai dari mengenal bunyi huruf arab, mengenal huruf hijaiyyah, mengenal susunan kata, mengenal susunan kalimat yang tepat dan juga harus mengetahui penggunaan yang tepat dalam berbahasa arab. Sehingga kita juga harus mengetahui makna atau arti dari kata/ kalimat yang kita buat dan kita susun.

Selain paparan diatas, Bahasa Arab juga banyak difungsikan untuk membaca dengan makna yang tepat pada kitab kuning yang didalamnya terkandung banyak ilmu yang berisi langsung dari karangan masyayich dan guru – guru ilmu pengetahuan dan ilmu islam. Sehingga ilmu yang kita dapat nantinya juga murni dari pengarang kitab kuning tersebut tanpa ada perantara orang lain yang biasanya sudah diterjemakan dalam bentuk bahasa indonesia.

Sekian  paparan saya tentang “Pentingnya Bahasa arab” semoga bermanfaat untuk kita semua.

ARTIKEL INI DI BUAT UNTUK

Tugas                           : Membuat Artikel Bahasa Arab

Guna                            : Memenuhi Tugas Individu tanggal 17 Maret 2019

Mata Kuliah                 : Bahasa Arab 2

Dosen Pengampu         : Alfa Syahriar, Lc.,M.Sy.

Di buat Oleh

Nama                           : Khoirun Ni’am

NIM                             : 181410000620

Prodi                            : Hukum Keluarga Islam / Akhwalus Syakhsiyyah

                                       UNISNU JEPARA 2018

OBSERVASI : DESA TAHUNAN Oleh AHMAD HASANUDDIN Mahasiswa UNISNU JEPARA prodi Hukum Keluarga Islam Tahun 2018

Desa Tahunan

Desa Tahunan terletak di 110°45’1,76”-110°38’41,76” Bujur Timur, 6°36’32,33”- 6°38’38,96” Lintang Selatan. Sebelah Utara Kecamatan Tahunan berbatasan dengan Kecamatan Jepara dan Kecamatan Mlonggo, sedangkan di sebalah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pecangaan dan Kecamatan Kedung, pada sebelah barat berbatasan dengan Laut Jawa, dan di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Batealit

Kecamatan Tahunan terdiri dari 15 desa, yaitu:

1.                 Demangan

2.                 Kecapi

3.                 Krapyak

4.                 Langon

5.                 Mangunan

6.                 Mantingan

7.                 Ngabul

8.                 Petekeyan

9.                 Platar

10.            Semat

11.            Senenan

12.            Sukodono

13.            Tahunan

14.            Tegalsambi

15.            Telukawur

Mengenai asal usul dan nama Desa Tahunan,masih banyak simpang siur karena tidak ada data yang valid mengenai siapa yang pertama kali babat desa (membuka desa) Tahunan ini, akan tetapi dari cerita warga secara turun temurun, ada dua Tokoh yang sangat berjasa dalam pendirian desa Tahunan Yaitu Mbah Tregest dan Mbah Kojut

1.        Mbah Tregest

Dari cerita para warga, tokoh ini sangat berjasa bagi warga desa Tahunan, akan tetapi sampai saat ini, belum ada kepastian dan data yang valid mengenai siapa sebernanya Mbah Tregest ini. Tidak adanya makam beliau membuat warga desa hanya meyakini bahwa dari cerita turun temurun nenek moyang mereka bahwa beliau lah yang pertama kali membuka desa Tahunan. Ada sebuah napak tilas yang menurut cerita

warga berada di Tendok, disungai sebagai tempat yang diyakini warga sebagai tempat persinggahan beliau. Tidak diketahui secara pasti apakah beliau ini ada seorang Kyai, Bangsawan, pejuang atau yang lain, warga hanya meyakininya secara turun temurun.

2.        Mbah Kojut

Letak makamnya tepat berada di belakang SMP Negeri 1 Tahunan jepara, menurut juru kuncinya Alm. Eyang sukarno, mbah kojut pada dulunya adalah seorang pejuang,prajurit yang sangat gigih untuk membela kebenaran dan kebaikan, sayangnya, sepeninggal Eyang Sukarno, tidak ada lagi yang merawat Makam mbah Kojut ini, masih banyak warga yang beranggapan bahwa dengan letak makamnya yang berada di pinngir sawah ini masih dianggap angker, agak miris ketika ada seorang tokoh yang berjasa mendirikan desa akan tetapi seolah-olah tak ada  perawatan dari pihak desa untuk merawat, atau memperbaiki makam beliau yang bangunannya sudah semakin lapuk termakan usia.

Melihat anggaran yang ada, dalam penerapannya masih banyak difokuskan untuk pembangunan infrastruktur, jalan menjadi bagian yang paling banyak menghabiskan anggaran. Sebaliknya, anggaran untuk pemberdayaan masyarakat masih sangat minim, hal ini memang sesuai dengan pemerintah pusat bahwa fokus pembangunan adalah infrastruktur dalam bentuk fisik.setaelah fisik infrastruktur jadi, barulah untuk kedepannya pembanunan SDM bisa dilaksanakan agar diharapkan pembangunan bisa lebih merata dan juga untuk kemandirian desa.

OBSERVASI : DESA BUARAN, untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Penddidikan Kewarga Negaraan UNISNU Jepara By : Khoirun Ni'am

Buaran – Sebuah Desa di Kecamatan Mayong Yang Berada di kecamatan Mayong Kabupaten Jepara Desa yang dulunya kental dengan pedesaannya sekarang sudah semakin Ramai karena mudahnya jalan akses yang memungkinkan mudah masuk – keluarnya warganya. Desa Buaran Yang Seperti diutarakan salah satu warganya Yaitu Mbah Fat (67 Tahun) dipimpin oleh Petnggi/ Kepala Desa Yang pertama kali Yaitu Mbah Ilyas yang tidak lain adalah kakek dari Petinggi / Kepala Desa yang sekarang H. Zainal Arifin, S.Pd dulunya banyak warganya yang bekerja sebagai pembuat Anyaman Bambu berupa Kepang, Tumbu, Penjebak Ikan, serta untuk perabotan lainnya. Mengingat desa Buaran yang memang masih banyak pepohonan bambu, sebagian warga lainnya adalah Petani dan Buruh Tani, Melihat Desa Buaran yang berada di lereng Pegunungan.

Desa Buaran yang terletak di sebelah barat desa Muryolobo Kec. Nalumsari, di sebelah utara Desa Singorojo, di sebelah selatan desa Pule, di Sebelah timur Desa ngroto ini terdiri dari 5 dukuh/ Kampung yaitu Kedungombo, Buaran Kulon, Buaran Wetan, kepel dan Karang Panas yang terbagi menjadi 5 Rukun warga (RW). Desa Buaran Mayoritas Warganya adalah beragama Islam dan Salah satu cikal bakal berdirinya Desa buaran adalah Mbah Surgi Nawawi yang makamnya terletak di dukuh Kedungombo beliau setiap tahun selalu di peringati Hari Haulnya bahkan saking keramatnya setiap kamis sampai jumat  para sesepuh, pemuda, dan warga lainnya berziarah di makam beliau. jasa - jasa beliau dan juga pendiri - pendiri Desa selalu d peringati setiap tahunnya sebagai bukti Syukur kepada sang Pencipta dan juga memperingati Hari Ulang Tahun Desa.

Desa Buaran yang sekarang semain maju dan ramai terbukti dengan adanya 5 sekolah desar tingkat dasar, 3 Sekolah tingkat menengah pertama, 1 sekolah tingkat atas serta di desa buaran juga berdiri Pusat Kegiatan Belara Mengajar ( PKBM ) yang menaungi sekolah paket B setara SLTP, sekolah paket C setara SLTA dan juga berdiri Pondok – pondok Pesantren dan Panti Asuhan. Pada Tahun 2018 ini pemerintah desa Buaran untuk pembangunan desa menghabiskan dana APBDes lebih dari 2 Miliar ini terbukti dirasakan manfaat dan kemajuannya oleh seluruh warganya mulai dari pembangunan gorong – gorong, pembangunan saluran air, pembangunan/ pengecoran jalan kampung, rehab Musholla, rehab masjid sampai rehab Rumah warga yang ikut dalam kategori tidak layak huni. Rencananya desa Buaran juga akan bediri sebuah Perumahan bagi warga sekitar dan juga bagi para pekerja di pabrik - pabrik di area jepara yang sekarang semakin banyak menyediakan lowongan pekerjaan. sehingga bisa mengurangi pengangguran di indonesia.

Foto : Makam Mbah Surgi Nawawi.

                                                   Foto : Beberapa Prestasi Desa Buaran